Bagai Ilmu Padi, Semakin Berisi Semakin Merunduk
Peribahasa
Indonesia mengatakan, “Bagai ilmu padi, makin berisi makin merunduk”. Sudahkan
kita melakukannya?atau mungkin kita belum memahami maksud dari peribahasa tersebut.
pahamkah kita tentang arti dari kumpulan kata-kata itu?. Jika belum, Maka ijinkanlah aku untuk mengenalkannya.
Bagai ilmu padi makin berisi makin merunduk
artinya: Semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya.
artinya: Semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya.
Penahkah kita berhenti untuk berfikir bahwa
kita yang lebih baik?, lalu pernahkah kita berfikir bahwa orang lain masih
membutuhkan kita. Sombong dan lupa diri adalah kodrat seorang manusia, lalu
apakah itu bisa diubah?, cobalah kita berkaca pada genangan air hujan yang
turun dengan riuhnya. Apa yang dapat kita lihat?, bukannkah kita tak melihat
apapun, renungkan dalam batinmu seperti apa kau hari ini?, sudah maniskah
dirimu hari ini?.
Merenungi semuanya membuatku berfikir, apakah
aku terlihat manis hari ini, apakah aku sudah berbuat satu kemanisan (kebaikan) hari ini, apakah
aku orang yang sombong, apakah aku orang
yang tak peduli dengan orang lain, atau lingkungan. Atau aku hanya sebuah titik
kecil yang tak penting dibumi ini. Ataukah itu memang yang terjadi? Berkaca pada air laut
yang tenang, aku tetap tak paham tentang apapun.
Aku hanya melakukan apa yang biasa kulakukan,
yang aku lakukan sesuai suasana hati. “ dasar sombong” tapi kenapa kata-kata
itu terus terngiang ditelinga. Bukankah aku melakukannya dengan apa adanya?. Lalu sombongkah aku, bukankah saat ada ujian dadakan aku memberikan
jawabanku kepada kalian?. Lalu pantaskah itu disebut menyombongkan diri.
Aku memang sombong, aku yang bangga dengan
diriku saat ku mampu, tanpa aku memikirkan bagaimana nasib temanku, bagaimana nasib sahabatku. aku yang
hanya berfikiran bagaimana aku bisa maju, tanpa berfikir apakah ada orang yang
merasa dirugikan dalam persainganku, aku yang hanya berfikir dengan pola
pikirku tanpa berfikir dari sisi berfikir orang lain. Aku yang hanya ingin menjadi
pusat perhatian tanpa kupikir bahwa orang lain butuh perhatianku.
Nyatanya aku masih terlalu sombong, aku masih
terlalu tinggi, lalu masih pantaskah kita merasa tinggi hati, saat kita
melihat semua ciptaan tuhan yang begitu dahsyatnya. Lalu masihkah kita merasa
sombong, saat kita melihat betapa kecilnya kita, jika dibandingkan dengan
ukuran bumi yang kita pijak, jika
dibandingkan dengan planet-planet diangkasa raya yang lebih besar dari bumi
ini, lalu masih pantaskah kita sombong?.
Menjelajahi dunia ini seharusnya membuat kita
berfikir, bahwa didunia ini, kita tak pantas untuk menyombongkan diri ini. Lalu
sudahkan kita berhenti berfikir tentang diri kita sendiri. Yang tau jawaban semua ini adalah diri kita
sendiri. Jaganlah pernah merasa kau yang paling mampu, tapi gunakan kemampuanmu
untuk membantu sesamamu.
Terima kasih.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus