Dewi Panca Susilowati
Langit malam ini, syahdu menghantarkan kepergianmu ke tempat
peristirahatanmu, tempat nyaman, dengan beralaskan tanah, dan beratapkan
langit. Tuhan membawamu ikut dalam perjalanan suci-Nya. Lantunan al fatihah dan
surah yasin, selalu terhias dalam bingkai bibirku, dan tetesan air beningpun
tak segan tercucur. Pergi dan tak kembali, kabarmu pun aku tak tau?. Inginku
menyapamu dan memelukmu bagai tali yang sudah terikat, takkan pernah terlepas.
Aku rindu sosokmu, Tante.
ingatkah engkau saat itu?, saat usiaku baru 11 tahun, dan
setiap apapun yang ku lakukan selalu terlihat salah, hingga burung gerejapun
tak ingin mendekat. Saat kita saling berbalas olokan yang pedas, yang membuat
wajahmu cantikmu semakin terlihat tua, lucu, tapi pedih untukku ingat. Sudahlah,
masa itu kau terlihat marah padaku, atau mungkin kau sedang PMS.
(pre-menstruation
syndrome), kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan
siklus menstruasi wanita.
aku
rindu saat itu, saat kita bersama dalam duka, ingatkah engkau saat aku baru
lulus SD? Saat itu aku sedang sibuk memilih sekolah yang ku pilih, SMPN 2
Sidoarjo atau SMPN 4 sidoarjo, “pilihlah sesuai hatimu”. masih terdengar suara
merdu bah sebuah air dalam kemarau panjang. Aku tak dapat berfikir saat kedua
orang tuaku mulai bertanya “ sudah mantabkah
niatmu untuk bersekolah disana?”.
Mantabkah niatku?, yakinkah aku?, tapi engkau datang bah pelangi sehabis
hujan. “ jangan terlalu banyak berfikir, lakukan saja, pasti itu yang
terbaik.”. Aku sudah memilih dan benderaku kini telah tertancap dimantan
sekolahku itu. Apakah aku sudah
membuatmu bangga?
Aku
sudah menjadi siswa yang cukup berprestasi, paling tidak orang tuaku bangga
padaku, aku sudah memberikan bunga kepada mereka, dan aku telah memberikan
sebongkah emas kepada guruku. Aku sudah menentukan hati, bahkan itu sangat
berguna. Maaf aku tak memberimu kabar bagaimana aku saat lulus smp kemarin,
maaf karna aku tak meminta pendapatmu tentang pakaian yang ku gunakan.
Tante,
aku rindu.
hari Wisudaku berantakan, maaf pesanmu takku gunakan “kulit item itu jangan
pakai baju yang neko-neko” Wisuda kemarin, aku pakai bajumu tante, sangat indah
saat ku pakai, sangat nyaman, sayang aku malu untuk berbagi foto. Baju kebaya
warna biru lengkap dengan rok modern, dan sepatu kets biru.
sayang kau tak disisiku lagi.
Tante
ingatkah engkau? Saat kurban 2 tahun yang lalu,
Saat kau terbaring lemah dihadapanku, saat tubuhmu memang sudah tak
bertenaga lagi, wajahmu mulai dingin, pucat, tapi tetap cantik. Aku tak yakin
kau akan pergi dengan cepat, dan aku tak yakin saat senyummu akan hilang untuk
selamanya. Sejujurnya Aku tak pernah
menyangka kau akan pergi dari hidupku, aku singa kehilangan auman.
Sejujurnya
aku tak ingin mengulasnya, karna dari sini aku belajar, untuk terus mengingat
tuhanku
Tante bagaimana kabarmu, aku harap engkau baik-baik saja, tunggu aku disana. Aku menyayangimu.
Tante, Aku Rindu semua tentangmu.
Tante bagaimana kabarmu, aku harap engkau baik-baik saja, tunggu aku disana. Aku menyayangimu.
Tante, Aku Rindu semua tentangmu.
*ken
Komentar
Posting Komentar